Lifestyle & Beauty

Rumah Idaman

Tahun 2012, saya pernah menceritakan bagaimana rumah impian kami (saya & suami) dan mengikutsertakan tulisan itu dalam lomba blog BCA, yang Alhamdulillah memenangkan posisi kedua. Eh, maap, jadi pamer yak. Maksudnya sih saya cuma mau cerita kalau sampai saat ini rumah impian yang saya idamkan itu Alhamdulillah belum terwujud. Lha sampai sekarang aja kami masih mengontrak kok, hehehe.

Tapi, berhubung baru dari awal bulan ini (November 2015) kami pindah ke rumah kontrakan baru yang lebih besar, sedikit demi sedikit bayangan akan rumah idaman saya pun makin jelas. Rumah kontrakan yang lama sama sekali gak saya anggap rumah 🙁 Soalnya rumah tersebut hanya memiliki 1 buah kamar yang diisi oleh kami bertiga (saya, suami, dan Naia), dan terasa agak sumpek. Ya habis, untuk tempat kasur dan lemari aja udah penuh, ditambah mainan Naia dan boneka-boneka Naia yang banyak, jadilah kamar tersebut makin sumpek. Apalagi baju kotor dan keranjang baju bersih juga saya letakkan di dalam kamar itu. Ya di luar juga udah gak muat syich, lemari saya dan suami udah ditaro di luar kamar, belum dapur yang lumayan menghabiskan space juga. Jadi, yah gimana lagi ya, mau gak mau kami memang harus pindah. Apalagi mau menambah anggota keluarga yang bakal butuh ruang juga untuk lemarinya lagi dan tempat tidurnya.

Beruntungnya, disaat mencari kontrakan yang lebih besar, rumah papa mertua yang tadinya dikontrakkan sudah kosong dan belum diisi lagi. Akhirnya papa mertua menawarkan ke kami untuk mengontrak di rumahnya saja, biar terurus juga katanya. Berhubung memang butuh dan gak tau lagi mesti cari ke mana (padahal sih lagi males nyari emang, wahaha) dan kayaknya mentok sekaligus kepikiran “yaudah, boleh juga, sekalian ngurusin rumah orangtua”, kami menyambut tawarannya deh.

Betul saja, baru 3 hari menempati rumah ini, saya udah betahh dan merasa “This is it, this is my home sweet home” 😀 Seminggu menempati rumah ini, suami bertanya sudah betah belum saya. Ya saya bilang, dalam beberapa hari aja betah. Dia amazed karena butuh waktu hampir 3 tahun buat saya untuk betah di kontrakan yang sebelumnya, tapi yang kali ini hanya butuh 3 hari, huee. Soalnya yang lama mirip sama kosan sih, jadi saya gak ngerasa “pulang” setiap kali habis pergi. Dan, dalam benak saya memang rumah seperti sekarang yang saya anggap rumah, hehe. Kira-kira, ada beberapa alasan saya bisa langsung betah dan menganggap rumah yang sekarang itu beneran rumah.

Ruangan yang Banyak dan Lega

Yap, beda banget dengan kontrakan yang cuma punya 2 ruangan (eh, 3 deng sama kamar mandi). Rumah yang sekarang ruangannya banyak, ya tipe rumah sih emang yang punya ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan kamar sendiri-sendiri, juga gudang, udah. Intinya, satu ruangan ya fungsinya satu. Kalau di kontrakan yang lama, 1 ruangan fungsinya udah macem-macem banget, makan di situ, sholat di situ, nerima tamu ya di situ juga xp

Punya Halaman Belakang

Ini nih yang bikin nyaman banget. Rumah yang sekarang punya halaman belakang. Saya jadi bebaaas buka jilbab sambil keluar-keluar. Lha cuman ke halaman belakang rumah yang insyaAllah gak akan dilihat siapa-siapa kan, hehehe. Ples halaman belakang ini lega jadi Naia bisa bebas main sepeda di sini. Gak cuma main sepeda sih, main apa aja juga bisa bebas di sini. Mandi aja kadang-kadang di halaman belakang ini maunya, haha.

Naia main di halaman belakang

Pengennya sih halaman belakang ini dipertahankan ya, kalau rumahnya mau diubah-ubah gitu, huee. Biar rumahnya tetap punya ruang terbuka yang cukup besar dan biar udaranya masih bebas mengalir *tsaah*.

Kamar yang Cukup

Setidaknya minimal 3 kamar. 1 kamar buat saya dan suami, 1 kamar untuk anak perempuan, dan 1 lagi untuk anak laki-laki. Alhamdulillahnya sih kalau 1 anak bisa 1 kamar ya nantinyaa, biar punya privasi masing-masing gituu, hehe.

Dan rumah ini pas bener punya 3 kamar. Tapi, saat ini kamar yang satunya digunakan untuk ruang sholat dan ruang nyetrika sih, ples tempat gantungan baju-baju. Jadi, yang berfungsi sebagai bener-bener kamar tidur ya baru 2. Kamar untuk saya dan suami sama kamar Naia. Naia seneeeng bener juga sejak pindah ke sini, karena ya itu, dia jadi punya kamar sendiri 🙂

Walau tidurnya tetep maunya ditemenin ama saya -__-

Model Minimalis

Rumah Minimalis
Image by Anonymous

Iyaa banget, saya dan suami sama-sama gak mau model yang ribet-ribet, simple dan minimalis udah cukup banget. Makanya yang saya pajang juga fotonya rumah kayak gitu, semoga aja bisa terwujud, hehe. Impian yang terbayang jelas lebih mudah direalisasikan dan lebih memberi semangat gak sih? 😀

Rumah yang kami tempati sekarang sih modelnya jauh dari minimalis ya, soalnya masih model lama Perumnas dan masih belum direnovasi macem-macem. Jadi ya masih bentuk asli lah gitu. Makanya pas suami tanya kira2 kalau rumah ini diberi nilai, berapa nilainya? Saya bilang 8. Dan suami nanya lagi, kenapa gak 10. Jawaban saya cuma itu, modelnya gak minimalis dan belum sesuai dengan yang saya mau, hihihi. 8 juga udah bagus donk kan berarti, orang saya juga udah betah kok 😀

2 minggu tinggal di sini, saya kepikiran buat membeli rumah ini ke papa mertua, huee. Dan ternyata, pikiran suami pun sama. Baru saja saya mau mengutarakan pikiran saya untuk membeli rumah ini aja, dia udah bilang “kalau rumah ini kita bayarin aja gimana?”. Langsung saya sambut deh. Walaupun maksud kami ini belum disampaikan sih ke papa mertua, masih mengumpulkan keberanian dan mengumpulkan tabungan seenggaknya sebagai “DP” rumah 😀

Dan semoga juga sih papa mertua mau kalau rumah ini kita beli saja. Walaupun tadi tipenya bukan tipe minimalis, kalau sudah jadi milik kan nantinya bisa saya ubah sesuai keinginan toh yaa, hehehe. Seenggaknya punya rumah sendiri dulu aja deeh 😀

Kalau kalian sendiri, rumah kayak gimana sih yang dianggap “home sweet home” itu? Share donk yah, siapa tau saya bisa terinspirasi juga dan ngikutin idenya deh 😉

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

3 Comments

  1. aku dan suami masih tinggal di rumah orang tuaku. he
    kalau aku sukanya juga rumah minimalis 🙂

  2. sama mbak..aku pengen punya ruangan belakang yg terbuka biar udara bebas keluar masuk 🙂

  3. Mudah2an bisa segera tercapai mimpinya buat punya rumah minimalis yah mama Naiaaaa 🙂

    Pentiiing banget buat ngerasa betah di rumah sendiri soalnya, dan itu kerasa banget sih buat emak2 kayak kita secara sebagian besar waktu dihabiskan di rumah kan yaaaah :))

    Ntar mah kalo udah jadi rumah sendiri lebih enak nabungnya, tinggal renov dikit2 aja kan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.