Weaning Alias Menyapih

Entah cara menyapih yang saya lakukan ini bisa disebut WWL (Weaning With Love) atau tidak, yang jelas penyapihan ini didasari oleh rasa cinta, hihi.

Walaupun Naia belum berumur 2 tahun *sebentar lagi siih*, saya dianjurkan untuk menyapihnya. Hal ini dikarenakan demi memperbaiki gizi Naia.

Proses penyapihan ini diawali dari kunjungan kami ke dokter gizi menyangkut BB Naia yang jauh dibawah garis normal BB batita seusianya *kasus BB kurang ini pernah saya ceritakan di sini*. Nah, saat kunjungan ke dokter itu, dokter bertanya akan seringnya Naia ‘nenen’ sehari-harinya. Lalu, saat saya mengutarakan betapa sering dan lamanya Naia nenen itu dokter lalu berkata kalau Naia ternyata ‘nyandu’ nenen dan malah asik menjadikan itu sebagai mainan alias ngempeng! Hiks, saya sediiih sekali saat mendengar ini. Saya gak mau anak saya ngempeng tapi secara tidak sadar selama ini Naia ternyata ngempeng T_T Belum adanya pengalaman sebagai ibu sebelumnya *yaiyalaah* ikut serta membuat saya jadi tidak bisa membedakan apakah anak saya ngempeng atau bukan. 

Oke, itu prolognya, sekarang bagian bagaimana proses penyapihan tersebut