anti stress hadapi tantrum pada anak

Rekomendasi Buku Parenting Menghadapi Anak Tantrum

Setelah beberapa minggu lalu aku post 7 rekomendasi buku parenting, ternyata temenku baru bikin buku juga donk. Pas banget pula temanya parenting, spesifik mengenai menghadapi tantrum pada anak.

Nah, pas banget ini, umur anak aku yang ketiga lagi krusial nih, umur-umur di mana tantrum bisa menyerang, yaitu 1,5 tahun. Tantrum kan biasanya di umur 1-3 tahun ya bun.

Alhamdulillahnya ya, selama ini kami, saya dan suami, inshaAllah kuat menghadapi anak tantrum di umur segitu. Karena tau, mereka itu tantrum bukan karena nakal apalagi sengaja membuat kita kesal. Tapi, mereka itu tantrum karena masih sulit menyampaikan apa yang mereka inginkan atau mereka maksud.

Continue reading “Rekomendasi Buku Parenting Menghadapi Anak Tantrum”
Tantrum

[Parenting] Infografis Tantrum

Sebenernya udah pernah meringkas tentang tantrum pada anak ini sih. Waktu itu kalau gak salah tulisannya mencegah anak tantrum. Nah, berhubung akhir-akhir ini saya demen bikin infografis-infografisan gitu, saya ringkas saja lah dalam bentuk itu, hehehe.

Tantrum

Berhubung Naia juga dalam masa-masanya tantrum, jadilah saya sebisa mungkin mencegah ia mengalami itu. Kalau saya, caranya dengan mengenali tanda-tanda yang membuat Naia bisa tantrum. Ya kayak yang ada di situ, anak kan bisa tantrum kalau dia ngantuk, lapar, capek, atau kecewa, dan lain sebagainya ya. Nah, saya suka melihat kalau si Naia sudah mulai ngantuk, dia itu biasanya mulai GJ alias gak jelas apa yang diinginkan. Ya saya ajak tidur kalau begitu. Gak gampang karena dia suka gak mau mengakui kalau dia itu sebenernya mengantuk. Makanya, suka-suka saya aja yang ngasih tau dia, Naia ini sebetulnya ngantuk dan butuh tidur. Dan saya bikin kesepakatan deh, apa yang dia mau sebelum tidur itu akan dikabulkan setelah tidur nanti. Biasanya sih berhasil. Dia lalu dengan sukarela tidur sambil meluk boneka kesayangannya si kula plus guling (iyak, sekarang dia meluknya dua-duaan, gak repot apa yak? mbohlah ya, namanya juga anak kecil xp). Begitu bangun tidur dia lalu menagih apa yang diinginkan sebelum tidur tadi, atau saya yang memberi menepati janji. Begitu deh pokoknya. 🙂

Eiya, infografis di atas sumbernya juga ngambil dari mommiesdaily. Di sana banyak deh tulisan mengenai tantrum ini, bisa kalian cek. Jadi, buat yang lagi pusing menghadapi anak tantrum begitu, coba dibaca2 dan dipraktekkan ya 😉

Happy Parenting guys ^^

[Parenting] Mencegah Anak Tantrum

Bisakah? Atau mungkinkah?

menangani tantrum
menangani tantrum

gambar dari http://www.babycenter.com.au/a1040560/tantrums

Dari beberapa bacaan mengenai tantrum, saya berpendapat bahwa tantrum pada anak mungkin bisa dicegah. Baru saja kemarin saya membaca artikel mengenai strategi menghadapi anak tantrum di facebook. Dan karena sebelumnya saya juga pernah baca di babycenter, jadilah kepikiran, “sebenernya tantrum bisa dicegah gak sih? lebih baik mencegah daripada mengobati bukan? hehe”.

Pada email babycenter yang rutin dikirim ke inbox saya menyebutkan kalau memang pada anak usia 1-3 tahun wajar sekali akan adanya tantrum. Tetapi berhubung kita juga tidak bisa memastikan kapan tantrum akan terjadi, kita bisa sedikit mencegahnya dengan memastikan makan dan tidurnya cukup. Tidur yang kurang dan perut yang lapar adalah beberapa hal yang berpotensi menyebabkan anak tantrum.

Remember, a hungry, sleep-deprived toddler is a meltdown waiting to happen. ~babycenter

Kalau di bagian akhir artikel ini, ada beberapa hal lainnya yang memungkinkan terjadinya tantrum.

  1. Lapar
  2. Kaget dengan situasi baru atau aktifitas baru ~misalkan sedang bermain dan aktifitas berikutnya adalah mandi~. Di sana juga menjelaskan bagaimana transisi aktifitas sebaiknya dilakukan.
  3. Kegiatan yang terlalu banyak ~mungkin kita bepergian ke 3 atau 4 tempat dalam satu hari~. Dengan kegiatan yang terlalu banyak begitu, anak akan capek. Kita saja sebagai orang dewasa kalau sudah capek begitu emosi akan sangat cepat sekali tersulut, apalagi anak kecil, hehe.
  4. Ketegangan orangtua. Atau, saya biasa menyebutkan dengan emosi orangtua yang sedang tidak stabil. Disaat kita sebagai orangtua kurang cukup istirahat dan atau kurang mendapatkan “me” time, maka akan sangat berdampak bagi pola interaksi kita terhadap anak. Saya pun terkadang mengalaminya dan walhasil Naia bisa merengek-rengek gak jelas ke saya dan saya hanya diam untuk meredakan emosi. 🙁

Jadi, pencegahannya bagaimana? Ya dengan menghindari penyebab tantrum tadi.

  1. Pastikan tidurnya cukup. Saya jadi jarang dan gak mau membangunkan Naia yang sedang tidur walaupun kami harus pergi ~kecuali yang perginya bergantung pada orang lain~. Soalnya saat Naia kurang tidur sedikit saja, maka hilanglah sifatnya yang ceria dan gak mau diem, dan timbul sifat yang selalu merengek 🙁
  2. Pastikan perutnya kenyang. Kalaupun anak lapar padahal belum jam makannya, ya beri saja biskuit atau cemilan kesukaannya 😀 . Saya masih suka gagal dalam hal ini, huhu.
  3. Temani saat berada dalam lingkungan baru. Setiap anak memiliki waktu untuk mengenali dan nyaman dengan situasi baru, jadi tunggu sampai anak benar-benar merasa aman berada di lingkungan tersebut barulah mengajaknya beraktifitas. Naia juga bukan termasuk anak yang langsung merasa nyaman saat berada di lingkungan baru, jadi sering banget saya biarkan menempel terus sama saya sampai dia mau berinteraksi dengan sendirinya.
  4. Beri penjelasan atau peringatan akan pergantian aktifitas.
  5. Siapkan hati sepenuhnya saat berhadapan dengan anak. Anak bisa melihat ketidakstabilan emosi kita lho. Misalnya saja, saat emosi saya mudah sekali tersulut, Naia malah sengaja berbuat hal yang memicu emosi ~seperti membuang makanannya atau membanting barang~. Nah, saat keadaan seperti itu saya berpikir kembali apa yang menyebabkan itu, dan saya harus menenangkan diri terlebih dahulu deh baru berinteraksi lagi. Saat pikiran dan hati saya sepenuhnya untuk Naia, ya interaksi kami sangat enak dan nyaman, gak ada nangis2an atau jerit-jeritan. Happy mom raise happy kids.

Nah, kalau kita sudah melihat tanda-tanda awal si anak akan tantrum, mengalihkan perhatiannya juga termasuk salah satu pencegahan lho.

If you sense a tantrum is on the way, try distracting your child by changing locations, giving him a toy, or doing something he doesn’t expect, like making a silly face or pointing at a bird. ~babycenter

Lalu saya ingat dengan buku ayah Edi, ayah Edi menjawab 100 persoalan mendidik anak. Pas sekali, pada curhatan pertama, si orangtua bertanya mengenai anak yang menjadikan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya, apalagi kalau perilaku tersebut dilakukan di tempat umum.

Di situ memang tidak dibahas khusus mengenai tantrum, tetapi menurut pendapat saya, menangis sampai menjerit-jerit untuk mendapatkan sesuatu termasuk tantrum juga. Dan ayah Edi menyebutkan kalau menjerit-jerit seperti itu adalah proses eskalasi setelah ia merasa gagal mendapat yang diinginkannya hanya dengan menangis. Jadi, tantrum adalah puncak emosi saat keinginan anak tidak tercapai. Sama seperti gambaran grafik di strategi menghadapi anak tantrum.

grafik tantrum
grafik tantrum

Jadi, menurut ayah Edi, sebaiknya orangtua bisa mencairkan suasana ketika anak masih berada pada tahap awal. Bisa dengan mengalihkan perhatiannya seperti yang telah disebutkan 😉

Ah, tapi bukan berarti kita tidak mempedulikan keinginan anak. Setelah anak tenang dan cukup senang, kita bisa membicarakan masalah ini hati ke hati *cieeh*, jelaskan alasan kenapa kita tidak mau memenuhi keinginannya itu.

Yuk, kita lakukan sebisa mungkin untuk mencegah terjadinya tantrum 🙂

Links:

strategi menghadapi anak tantrum

babycenter

tantrums

ayah Edi menjawab 100 persoalan mendidik anak

Kereta Wisata Ambarawa

Pengalaman Naik Kereta Wisata di Stasiun Ambarawa Bersama Anak-anak

Senang sekali rasanya kami bisa kembali mengunjungi museum kereta Ambarawa. Kali ini tentu saja memang mengincar untuk bisa naik kereta wisata Ambarawanya.

Berhubung kali terakhir ke sana, kami gak bisa naik kereta wisata ini. Ya boro-boro kepikiran, tau aja enggak ya waktu itu, ahaha.

Continue reading “Pengalaman Naik Kereta Wisata di Stasiun Ambarawa Bersama Anak-anak”
Ruang Gerak Terbatas di Pesawat

Tips Liburan Bersama Anak, Bayi, dan Balita Naik Pesawat

Beberapa kali pengalaman membawa anak, bahkan bayi untuk naik pesawat, aku jadi mau memberikan tips-tips supaya perjalanan liburan bersama anak, bayi, dan balita di pesawat jadi makin nyaman nih.

Soalnya, aku pernah membawa Nawa (anak kedua) yang baru saja 6 bulan untuk naik pesawat ke Belitung, juga Nara (anak ketiga) yang berusia 5 bulan untuk naik pesawat ke Singapura, hehe.

Bukan ngebet ya, tapi waktu yang mengajak Nara sih kami hanya memanfaatkan waktu saja. Memanfaatkan momen anak bayiknya belum dikenai tarif yang full dari maskapai dan juga memanfaatkan si bayi yang belum MPASI, ahaha.

Continue reading “Tips Liburan Bersama Anak, Bayi, dan Balita Naik Pesawat”
Mampir Di Rest Area dalam Road Trip Bali

Jajanan Indomaret Favorit Anak-anak saat Liburan

Kalau liburan atau traveling, seberapa sering hayoo ke Indomaret untuk beli cemilan atau jajanan? hihihi.

Kami sendiri juga suka menyiapkan jajanan Indomaret untuk dibawa traveling lho, apalagi kalau bawa anak-anak yaa. Cemilan atau jajanan itu kayak keharusan.

Ya gimana, cemilan atau jajanan Indomaret kayak gini tuh bisa jadi salah satu “senjata” untuk mencegah anak tantrum atau rewel sih.

Apalagi pada saat road trip yang mereka bisa di mobil selama berjam-jam. Udahlah bosan, terus terkadang laper, potensi tantrum atau rewelnya besar sekali ya kaka kaka.

Continue reading “Jajanan Indomaret Favorit Anak-anak saat Liburan”
Ruang Gerak Terbatas di Pesawat

Buat Kamu yang Merasa Terganggu dengan Anak yang Rewel di Pesawat

Hai hai, aku ngerti sih, sebagian dari kalian pasti maunya bepergian dengan tenang, apalagi pakai pesawat. Mungkin ke bandaranya cukup lama, menunggu pesawat juga cukup lama, pas masuk pesawat maunya istirahat, eh malah ada yang rewel di pesawat.

Rasanya pasti kurang menyenangkan ya?

Tapii, sebagai orangtua yang beberapa kali mengajak anak naik pesawat, aku cuma mau ngasih tips nih ke kalian bagaimana mengatasi hal yang kurang menyenangkan ini.

Continue reading “Buat Kamu yang Merasa Terganggu dengan Anak yang Rewel di Pesawat”
Tips Mencegah Anak Rewel di Pesawat

Tips Mencegah Anak Rewel di Pesawat

Anak yang rewel di pesawat tuh memang jadi salah satu tantangan traveling naik pesawat bersama anak atau bayi ya. Kita yang baru jadi orangtua suka berpikir ulang kalau mau mengajak anak naik pesawat, apalagi kalau itu pengalaman pertama mereka.

Pasalnya, sekarang tuh banyak banget yang terganggu kalau ada bayi atau anak lagi tantrum/rewel di pesawat gitu. Kayanya sering banget deh lewat di timeline sosmed aku tentang penumpang yang merasa anak yang rewel atau tantrum itu sangat mengganggu mereka.

Sedih banget, huhu.

Continue reading “Tips Mencegah Anak Rewel di Pesawat”
Water Play Area Splash-N-Surf Singapura

Bermain Air Seru dan Gratis di Splash-N-Surf Singapura

Kami ke Splash-N-Surf Singapura ini dalam rangkaian perjalanan ke Singapura di tahun 2019 lalu. Waktu itu kami sempet kehabisan tempat yang mau dikunjungi, ahaha.

Soalnya dalam rencana kami, kami memang gak ngoyo harus ke beberapa tempat dalam sehari karena bawa anak-anak. Jadi memang itinerary-nya sebetulnya agak nyantai gitu, hehe.

Lalu ada satu hari kami mau “istirahat” gitu ceritanya. Istirahat tapi bukan yang mendekam di penginapan, melainkan ngajak anak main tapi kami gak terlalu banyak jalan. Temen yang udah duluan ke Singapura ngasih tau kalau ada tempat main air yang asik dan gratis. Ya Splash-N-Surf ini.

Continue reading “Bermain Air Seru dan Gratis di Splash-N-Surf Singapura”

Mencontoh Rasulullah Dalam Berkomunikasi

Tau gak sih kalau Allah itu emang sesempurna itu dalam memberi arahan hidup kepada kita. Gak cuma tuntunan secara tertulis berupa Al Qur’an, tapi juga tuntunan dalam bentuk sosok, yaitu Rasulullah.

Biasanya kalau berkomunikasi sama pasangan (atau anak malah) kita itu nyari ilmu ke mana-mana, padahal gak usah jauh-jauh pun bisa ketemu, dengan mencari tau cara komunikasinya Rasulullah. Memang gimana cara komunikasinya Rasulullah?

Continue reading “Mencontoh Rasulullah Dalam Berkomunikasi”

Sabarnya Anak vs Sabarnya Orangtua

Anak sabar tantrum sampai meraung-raung berjam-jam demi keinginannya dipenuhi.
Orangtua sabar untuk tetap berlaku lembut demi mengajarkan ke anak cara meminta yang baik serta demi tegas menjalankan aturan yang telah disepakati.

Baru engeh istilah “sabar tantrum” karena beneran ya anak itu kalau nangis atau tantrum yang emang strategi tuh kuat banget berjam-jam. Beneran akhirnya bisa menguji kesabaran juga. Tapi ya itulah namanya aja “menguji”, maka ya ujian buat kita untuk bisa sabar atau enggak? Untuk bisa tenang atau enggak.

Continue reading “Sabarnya Anak vs Sabarnya Orangtua”

The Power of Briefing

Bulan lalu Nara imunisasi dan untuk pertama kalinya lagi kami ke Rumah Sakit. Nah, berhubung Nara selama ini juarang banget ketemu orang ya kan (pandemi bikin anaknya juarang keluar rumah dan ketemu orang ya sis), jadi aku pikir aku harus menyiapkan dia sebelum dia menghadapi dokter dan diimunisasi.

Soalnya semuanya akan terasa baru kan ya buat dia? Lha wong terakhir ke dokter tuh ya sebelum dia bisa jalan dan sebelum dia umur 1 tahun. Jadi yah gitu lah ya.

Lalu ya aku briefing deh dia sebelum berangkat.

Continue reading “The Power of Briefing”
Universal Studios Singapore

Cara Kami Sekeluarga Sanggup Membiayai Traveling Kami

Kami sekeluarga memang suka sekali traveling. Eh, saya dan suami sih, anak-anak mah masih ngikut aja ya, hehe. Makanya dalam satu tahun kami bisa beberapa kali berlibur. Gak melulu ke tempat yang jauh kok, sekedar staycation atau ke tempat yang deket di hari Sabtu-Minggu juga jadi, yang penting ada masa untuk kami refreshing dan berlibur sejenak dari rutinitas harian 🙂

Tapi itu semua bukan pada masa pandemi ya, karena di masa sekarang ini kami masih takut sekali untuk bepergian. Ya pernah sih 2x staycation, tapi gak berani yang jauh-jauh, itu juga masih aja menyimpan perasaan was-was. Jadi, ini yang aku tulis adalah cara kami biasanya agar bisa rutin traveling sekeluarga sebelum masa pandemi ini ada. Semoga sih cepat berakhir, jadi bisa lanjut traveling sekeluarga lagi yaa 😀

Continue reading “Cara Kami Sekeluarga Sanggup Membiayai Traveling Kami”

Apa itu Neuropsikologi?

Salah satu resolusi keluarga kami, saya dan Ilman, adalah untuk bisa belajar lebih banyak lagi di tahun ini. Bukan tahun ini aja sih sebetulnya, tapi dari tahun lalu dan sampai tahun-tahun mendatang pun pasti ada 1 hal ini dalam resolusi kami. Untuk kemudian dievaluasi lagi tiap akhir tahun, sebanyak apa kami tahun itu belajar dan belajar hal apa saja.

Baca juga: Resolusi Keluarga 2017

Alhamdulillah awal tahun ini saya punya kesempatan untuk bisa belajar lebih banyak lagi tentang Ibu Profesional, yang sebetulnya pernah saya ikuti beberapa tahun lalu melalui kuliah onlinenya. Tapi sayang ada 1 hal yang masih belum ada saat itu, yaitu kekonsistenan serta komitmen yang kuat untuk selalu mengikuti setiap tahapan kuliah onlinenya. Jadilah sekarang begitu ada kuliah via WhatsApp, tanpa pikir panjang lagi saya ikutan. Yang insyaAllah sudah diniatkan untuk bisa lebih berkomitmen dan sabar mengikuti tahapan perkuliahannya 🙂

Nah, di kuliah itu, Matrikulasi Institut Ibu Profesional namanya, setiap minggu akan ada semacam pekerjaan rumah yang disebut “Nice HomeWork” dan disingkat NHW. NHW ini yang nantinya dijadikan syarat kelulusan. Hihihi, ada lulus-lulusan segala, karena namanya kuliah 😀 Plus supaya terlihat gitu kan komitmennya sekuat apa untuk mengikuti kuliah ini. Continue reading “Apa itu Neuropsikologi?”